Bicarakan soal sex manusia tak ada habisnya bukan. Terutama cowok-cowok nih. Ini terjadi hampir seluruh negara di dunia dan menjadi keluhan paling utama mengapa laki-laki menyukai sex sedangkan perempuan tidak? Alasannya sederhana, laki-laki diciptakan dengan dorongan seks yang jauh lebih kuat dibandingkan perempuan. Tubuh laki-laki mengandung atara 10 hingga 20 kali lebih banyak hormon testoteron dan memiliki ukuran hipotalamus - wilayah pada otak tempat sejumlah hormon merangsang hasrat seksual - lebih besar daripada perempuan.
Jadi, buat cewek-cewek jangan heran ketika berdebat dengan para cowok-cowok mengenai sekx. Seperti itulah gambaran latar belakang cowok lebih peka terhadap seks. OK ingin tahu lebih lagi, mari kita lanjut.
Selama hidup lebih dari jutaan tahun laki-laki berevolusi sehingga memiliki dorongan seksual demi melanggengkan spesiesnya. Perempuan berevolusi menjadi pihak yang menanggung anak. Dorongan utama perempuan adalah menjadi pihak yang merawat dan melindungi sehingga mereka dapat membesarkan anak-anak dan menjamin keamanan mereka. Tidak ada yang berubah. Perempuan juga melebarkan tindakan ini kepada laki-laki dalam hidupnya, dan senang membuat pasangannya merasa nyaman, mendukungnya, dan membuatnya merasa aman.
Namun, laki-laki memandang setiap sentuhan hangat sebagai sebuah stimulan seksual. Perhatian laki-laki terhadap seks begitu besar sehingga kerap tidak bisa membedakan antara perempuan yang sedang menunjukkan kasih sayang alami dengan perempuan yang menginginkan seks. Inilah alasan mengapa laki-laki sering merasa ditolak, laki-laki salah membaca sinyal yang diberikan perempuan, yakin bahwa situasi telah beranjak ke wilayah seks namun ternyata harus berhadapan dengan penolakan. Perempuan pun tak kalah bingungnya.
Masalahnya pada semua laki-laki sesungguhnya hanya karena mereka berevolusi dengan sifat bawaan otak yang dirancang untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies manusia. Di zaman kuno, laki-laki harus siap mengambil kesempatan untuk melakukan seks, bahkan ketika bahaya menghadang mereka. Kehamilan sering kali tidak berhasil dan banyak bayi yang meninggal ketika dilahirkan atau tidak lama setelah dilahirkan. sebagian besar bahkan tidak bertahan hidup hingga usia remaja. semua perempuan berevolusi dengan dorongan seks yang rendah karena harus “beristirahat” ketika mengandung dan merawat anak-anak mereka.
Jika semua perempuan ingin berhubungan seks setiap saat, mereka mungkin akan melantarkan keturunan mereka atau akan terus menerus hamil atau melahirkan. kedua skenario ini akan merugikan kesehatan serta anak-anak mereka sendiri.
Para lelaki dan perempuan di zaman ini ternyata tidak menghadapi masalah dengan seks - mereka memandangnya sebagai sebuah kesenangan dan mungkin tidak pernah memperdebatkan tujuannya. Ketika jenis manusia lebih canggih yang disebut manusia neolitikus hadir, manusia mulai menghubungkan seks dengan kelahiran anak. Sebelum tersedia metode kontrasepsi yang murah dan efektif, para laki-laki harus berusaha menekan dorongan seks mereka atau menggunakan metode ejakulasi di luar vagina untuk mencegah kelahiran lebih banyak anak.
Sumber : KASKUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar