Radio IDWS

RADIO IDWS

Senin, 24 Agustus 2009

Mangkuk Cantik, madu dan Sehelai Rambut

Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman datang bertamu ke rumah Ali RA. Disana mereka dijamu oleh Fatimah, putri Rasulullah SAW sekaligus istri Ali Bin Abi Thalib. Fatimah menghidangkan untuk mereka semangkuk madu. Ketika mangkuk itu diletakkan, sehelai rambut jatuh melayang dekat mereka. Rasulullah SAW segera meminta para sahabatnya untuk membuat perbandingan terhadap ketiga benda tersebut, yaitu mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut.

Abu bakar yang mendapat giliran pertama segera berkata, ”Iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.

Rasulullah SAW tersenyum, lalu beliau menyuruh Umar untuk mengungkapkan kata-katanya. Umar segera berkata, ”kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Rajanya lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Rasulullah SAW kembali tersenyum, lalu berpaling kepada Utsman seraya mempersilahkannya untuk membuat perbandingan dari ketiga benda di hadapan mereka. Utsman berkata, ”Ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Seperti semula, Rasulullah SAW kembali tersenyum mendengar perumpamaan yang disebutkan para sahabatnya. Beliau pun segera mempersilakan Ali bin Abi Thalib untuk mengungkapkan kata-katanya. Ali berkata, ”Tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Rasulullah SAW segera mempersilahkan Fatimah untuk membuat perbandingan tiga benda dihadapan mereka. Fatimah berkata, ”Seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik. Wanita yang mengenakan purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Setelah mendengarkan perumpamaan dari para sahabatnya, Rasulullah SAW segera berkata,”Seorang yang mendapat taufiq untuk beramal lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Beramal dengan perbuatan baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Malaikat Jibril yang hadir bersama mereka turut membuat perumpamaan, ”Menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik. Menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk agam lebih manis dari madu, dan mempertahankan agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Allah SWT pun membuat perumpamaan dengan firman-Nya dalam hadits Qudsi, ”Surga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu. Nikmat surga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju surga-Ku lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.